[Review] The Promise (2017)

Banner

Mengambil latar pada masa-masa krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997, film horor yang diproduksi oleh rumah produksi GDH (Gross Domestic Happiness) ini – yang dahulu lebih dikenal dengan GTH yang kemudian berubah nama karena adanya konflik internal para pendirinya – merupakan film horor pertama yang rilis oleh rumah produksi yang memang sudah dikenal dengan deretan film-filmnya yang memang dikenal punya kualitas di atas rata-rata film Thailand kebanyakan. “Kualitas di atas rata-rata?”, benarkah? Let’s find out, here we go, ‘The Promise’.

Ib dan Boum adalah dua orang sahabat dekat yang sering menghabiskan waktu bersama. Bersama, mereka harus menjadi saksi atas kehancuran keluarga mereka yang disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997. Proyek penthouse yang sedang dibangun oleh kedua orang tua mereka harus berhenti karena keterbatasan financial. Tidak tahan dengan kondisi keluarga yang semakin memburuk, Ib dan Boum mengikat janji  untuk bunuh diri bersama. Namun Boum berubah pikiran, setelah kematian Ib dia memutuskan untuk tetap hidup. 20 tahun kemudian, Boum (Numthip Jongrachatawiboon) telah menjadi pengembang yang akan melanjutkan penthouse yang sempat terbengkalai tersebut. Tanpa sengajaa, Bell (Apichaya Thongkham) – putri tunggal Boum – menemukan pager yang dulu digunakan oleh Ib. Setelah penemuan tersebut, hal-hal aneh pun terjadi. Ketentraman hidup Boum dan Bell mulai terusik. Ib mulai menghantui mereka, menuntun sebuah janji, janji sehidup semati.

Setelah keberhasilan film ‘One Day’, ‘A Gift’ dan tentunya yang paling anyar ‘Bad Genius’, kini GDH merilis film horor perdananya. Dengan naskah yang ditulis bersama oleh Sopana Chaowiwatkul, Supalerk Ningsanond (The Teacher’s Diary) dan si sutradara sendiri, Sophon Sakdaphisit (4bia, Phobia 2) film masih menawarkan hal-hal yang sama seperti film horor kebanyakan. Let say, tehnik jump scare maupun atmosfer yang kelam. Beberapa diantara jump scare tersebut dinilai berhasil dalam memberikan kejutan, malah boleh dikatakan sangat berhasil. Namun keberhasilan tersebut tidak berlangsung lama. Film yang boleh dikatakan berhasil dengan kurva jump scare-nya yang terus meningkat tersebut seperti tidak menemukan titik puncaknya. Rentetan adegan yang menjadi bridging ke adegan inti seolah tidak pernah menemukan puncak yang diharapkan. Sayang.

Sedangkan dari departemen aktingnya, tidak ada yang begitu tampil menonjol, malah cenderung kurang,  bahkan sebagai lead, Numthip Jongrachatawiboon maupun Apichaya Thongkham pun tidak begitu dapat tampil maksimal menghantarkan emosi.

Ok, let’s wrap it up. Tidak seperti keberhasilan film-film GDH sebelum ini, ‘The Promise’ sepertinya harus puas menjadi film horor seperti kebanyakan. Sebuah horor dengan jump scare yang berhasil, namun sayang, tidak menemukan titik klimaksnya.

 

Tinggalkan komentar